Oleh: Dony Prayudi
Merayakan kenikmatan Kuliner di Indonesia adalah suatu keharusan. Paling tidak sharing fotonya dijejaring sosial. Selain bikin orang lain ngiler tentu saja berbagi informasi. Zaman sekarang makan enak sudah jadi kewajiban, masalah harga dan porsi bisa jadi nomor dua. Yang penting bagaimana bisa menemukan makanan enak duluan. Posting duluan adalah satu acuan demi sebuah kebanggaan. Termasuk saya, pecinta kuliner yang sudah menganggap makan enak sebagai bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan. Mari mencoba makan mie ciplak dan pecel madiun yang terkenal itu tapi kali ini ada di Pontianak. Dulu di pojokan lampu merah persimpangan Jalan Johar sekarang sudah bergeser walaupun masih dijalan Johar tapi lebih dekat ke Jalan Merdeka. Tempatnya lebih luas dan meja kursi yang disediakan lebih luas. Tempatnya lebih bersih dan parkirnya tidak perlu was-was apalagi umplek-umplekan. Semuanya terasa lebih lega. Begitu datang saya langsung dihadapkan dengan etalase kaca yang menghidangkan makanan jawa timuran. Etalasa dan meja saji ini sungguh mengingatkan saya jaman masih hidup di kos-kosan dulu. Terpampang rapi dan nyata, mulai dari peyek udang, sayuran pecel, empal daging,sambal kentang hati dan paru goreng. Saya tahu semuanya kolesterolnya tinggi tapi siapa yang bisa menolak kenikmatan luar biasa ini. Saya datang pukul 10.00 pagi dan mungkin inilah yang saya sebut sekalian makan pagi dan makan siang a.k.a brunch. Mari rayakan kenikmatan kuliner Indonesia dengan sepiring nasi pecel dengan bakwan udang dan serundeng daging seharga 16 ribu rupiah, semangkuk rawon seharga 16 ribu rupiah dan sepiring mie ciplak seharga 14 ribu rupiah. Nasi Pecel lengkap Saya duduk dengan santai melihat makanan datang satu persatu. Kamera smartphone langsung disiapkan dan mari kita abadikan moment indah nan lezat setelah kelar Mari Makan!! Rawon panas langsung terhidang, baru diangkat dari dalam panci. Kuahnya hitam pekat dengan potongan daging yang besar serta lengkap dengan tauge cebol yang langu tapi manis. Sengaja tanpa tambahan telur asin atau daging empal dan kerupuk udang. Aromanya saja sudah menggoda. Kuahnya pekat tapi tidak terlalu berminyak. Saya hirup perlahan dan rasa kluwek begitu nyata berhamburan didalam mulut bersatu dengan kaldu daging yang gurih. Jelas daging ini dimasak bersamaan dengan kuah ini. Tidak terpisah. Rawon Perlahan dagingnya saya tusuk dengan garpu, lembut terasa saat ditusuk dan juga dikunyah. Rasanya padu dan serasi. Begitu saya campur dengan kuah, daging dan tauge bantet rasanyanya semakin kaya. Saya sengaja tidak menambahkan cabe giling atau jeruk nipis. Ini sudah enak dan tidak mau merusak rasa. Lain lagi dengan nasi pecelnya, dengan rebusan sayuran yang agak kematengan bersalut bumbu kacang yang legit ditambah serundeng daging yang manis dan peyek udang yang gurih. Jadi perpaduan sarapan jawa timuran yang agak kenceng manisnya. Jika sambel pecelnya pedes pasti jadi sangat pas dilidah saya yang memang pecinta cabe. Mie Ciplak Jangan lupa mencicipi gurihnya mie ciplak yang sangat gurih karena seluruh kwetiaw ini bersalut kaldu kuah sapi yang berlemak. Rasa manis yang ditambahkan menjadikannya legit ditambah dengan sensasi krispi dari potongan kecil paru sapi yang akan menimbulkan sensasi kriuk disetiap kunyahannya. Sebagai pelangkap aroma ditambahkan daun seledri serta untuk menambah selera maka ditambahkan potongan telur rebus. Saya sendiri penggemar aroma daun seledri, daun bawang dan bawang goreng sehingga makanan ini menjadi lezat. Makan jam nanggung kali ini penuh dengan kolesterol, entah berapa kalori yang masuk dan siap saya bakar nanti. Terlalu berisiko jika tidak menahan diri. Tempat makan ingin cukup ramai karena pecinta makanan jawa yang manis legit di Pontianak ini cukup banyak. Banyak yang makan di tempat dan juga dibawa pulang. Untuk menjawab rasa kangen dan sedikit memanjakan lidah jawa, tempat ini cocok untuk makan sendiri atau bersama keluarga. Nilai 7,5 dari 10 patut saya sematkan karena pelayanan yang ramah njawani dan cukup cepat membuat saya akan datang lagi.